Acara puncak Harlah Sarbumusi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Ahad (28/9/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memasuki usia ke-70 tahun, Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) menegaskan bahwa perjuangan buruh bukan hanya sebatas memperjuangkan hak-hak pekerja di dalam negeri, melainkan juga menyuarakan keadilan global, termasuk dukungan bagi kemerdekaan Palestina.
Presiden DPP Sarbumusi, Irham Ali Saifuddin menuturkan, peringatan hari lahir kali ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali nafas panjang perjuangan organisasi buruh yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama tersebut.
“Di usia yang ketujuh puluh ini, kami tidak hanya melihat angka, tetapi sebuah perjalanan panjang membela hak-hak dasar kaum buruh, dari tingkat lokal hingga forum internasional,” ujar Irham dalam acara puncak Harlah Sarbumusi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Ahad (28/9/2025).
Ia menegaskan, Sarbumusi bersama International Labour Confederation (ILC) sejak awal konsisten menyuarakan kemerdekaan Palestina dan menentang agresi Israel.
"ILC bersama Sarbumusi secara konsisten dari awal berdirinya, kita senantiasa menyuarakan kemerdekaan Palestina. Dan kita menentang agresi yang dilakukan oleh Israel. Kami memperjuangan ini di forum-forum internasional. Termasuk sidang tertinggi di ILO," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sarbumusi juga menyerahkan pokok-pokok pikiran terkait tiga Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada pimpinan DPR RI. Tiga RUU itu meliputi RUU Ketenagakerjaan, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Pekerja Migran Indonesia.
“Kami akan melakukan upaya apapun agar DPR dan Pemerintah untuk segera meng-goalkan ketiga RUU ini. Terutama RUU Pekerja Rumah Tangga,” kata Irham.
Selain itu, Irham mengingatkan pemerintah tentang ancaman deindustrialisasi yang telah menyebabkan lebih dari 100 ribu kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam setahun terakhir.