Zuhud, Burn Out, dan Ikhtiar Gapai Ketenangan Hidup

2 hours ago 3

Ilustrasi gaya hidup zuhud dengan memperbanyak dzikir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dalam menghadapi tekanan hidup dan beban pekerjaan yang kian berat, banyak individu modern mengalami burn out, sebuah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang mendalam.

Keadaan ini sering kali dipicu oleh tuntutan yang berlebihan, ekspektasi yang tidak realistis, dan hilangnya makna dari rutinitas harian. Kerja menjadi seperti robot. Sekadar menyelesaikan tugas. Konektivitas dengan lingkungan sekitar berkurang. Kondisi batin ambruk, berganti dengan materialisme. 

Ketika seseorang terjebak dalam siklus kelelahan ini, ia merasa hampa, sinis, dan kehilangan motivasi, sehingga produktivitas menurun drastis dan kualitas hidup tergerus.

Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya menemukan keseimbangan dalam menjalani kehidupan, agar jiwa tidak terus-menerus terbebani oleh ambisi duniawi yang tak ada habisnya.

Di tengah gempuran materialisme yang memicu burn out, konsep zuhud menawarkan sebuah alternatif yang menjanjikan upaya gapai ketenangan hidup. Zuhud tidak berarti menolak dunia secara total atau hidup dalam kemiskinan, melainkan melepaskan keterikatan hati pada kenikmatan duniawi yang fana.

Dengan mempraktikkan zuhud, seseorang dilatih untuk fokus pada hal-hal yang esensial, seperti hubungan dengan Tuhan dan sesama, alih-alih mengejar kekayaan atau status sosial. Sikap ini memungkinkan batin untuk tidak mudah terombang-ambing oleh naik turunnya kehidupan, karena kebahagiaan tidak lagi bergantung pada kepemilikan materi.

Pada akhirnya, upaya gapai ketenangan hidup dapat ditemukan melalui integrasi nilai-nilai zuhud dalam kehidupan sehari-hari, yang berfungsi sebagai penawar burn out.

Dengan mengendalikan diri dari hasrat berlebihan terhadap dunia, seseorang akan lebih mudah menemukan rasa cukup dan bersyukur, dua kunci penting untuk meraih kedamaian batin.

Ketenangan sejati datang dari kesadaran bahwa hidup lebih dari sekadar pencapaian materi, melainkan tentang perjalanan spiritual dan pengabdian yang tulus. Melalui pendekatan ini, individu dapat mengatasi kelelahan ekstrem dan menemukan kembali makna hidup yang lebih mendalam dan lestari.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |