REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap ekonomi hijau dan industri ramah lingkungan, Famos Eco Wood hadir sebagai salah satu produsen kayu Indonesia yang menempatkan keberlanjutan sebagai inti usahanya. Berbasis di Surabaya, perusahaan ini tak sekadar menjual produk kayu, melainkan juga mengusung visi menjadikan kayu sebagai simbol keahlian, pelestarian lingkungan, dan bahkan sumber energi masa depan.
Didirikan pada 2020 oleh Marcell Tee, Famos Eco Wood telah menembus pasar ekspor premium seperti Jepang, Australia, Italia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Singapura. Kesuksesan ini dibangun melalui pendekatan manufaktur yang memadukan teknologi modern dengan sentuhan tangan pengrajin lokal, dalam rangka menjaga kualitas serta nilai estetika produk.
"Kami percaya bahwa label 'Made in Indonesia' harus memiliki makna baru. Bukan hanya soal volume, tapi juga tentang kualitas, keberlanjutan, dan estetika," ujar Marcell Tee, CEO Famos Eco Wood.
Sebagai produsen boutique, Famos memproduksi beragam jenis kayu untuk flooring, decking, ceiling, dan panel dekoratif lainnya. Seluruh proses dilakukan dengan standar teknis internasional, menggunakan teknologi seperti Precise Cut CNC dan Acrylic Based UV Coating. Bahan baku yang digunakan pun berasal dari kayu tropis yang legal dan tersertifikasi.
Komitmen pada keberlanjutan tidak berhenti pada produk. Famos menerapkan prinsip produksi Zero Waste dan membangun sistem pelaporan yang transparan—mulai dari asal usul bahan hingga progres proyek. Perusahaan juga aktif melibatkan pengrajin lokal untuk menjaga warisan keterampilan tradisional sekaligus memperkuat pemberdayaan ekonomi komunitas.
Famos juga mengambil langkah berani dalam mengubah cara industri kayu berkontribusi terhadap transisi energi bersih. Perusahaan ini tengah mengembangkan lini biomassa berbasis serbuk kayu, yang dimanfaatkan sebagai sumber bioenergi. Pabrik utama Famos bahkan telah beralih sepenuhnya ke penggunaan energi biomassa, menggantikan bahan bakar fosil.
"Kayu bagi kami bukan sekadar bahan bangunan. Ia adalah sumber energi masa depan yang terbarukan," tutur Marcell.
Transformasi ini mencakup pemanfaatan energi bersih dalam operasional pabrik, termasuk penggunaan forklift bertenaga baterai. Pendekatan ini mencerminkan upaya nyata Famos dalam membangun industri yang tidak hanya efisien dan estetik, tetapi juga ramah lingkungan.
Menatap masa depan, Famos sedang menyiapkan sistem konstruksi modular bernama Smart Future System, yang mengedepankan fleksibilitas desain, efisiensi biaya, dan kecepatan instalasi. Sistem ini dirancang untuk kebutuhan proyek berskala besar seperti resor tropis, perkantoran, dan hunian premium—khususnya di pasar Asia Tenggara dan Eropa.
"Inovasi dan keberlanjutan adalah dua fondasi utama kami. Indonesia memiliki semua elemen pendukungnya: kayu terbaik, pengrajin berpengalaman, dan budaya yang kaya," ujar Marcell.