CNN Indonesia
Sabtu, 12 Apr 2025 17:10 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Gedung Putih kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutuskan untuk mengganti lukisan resmi mantan Presiden Barack Obama dengan potret dirinya sendiri.
Hal yang menarik adalah, potret yang Trump gunakan bukan potret biasa, melainkan lukisan dramatis saat menjadi orban penembakan saat kampanye Pilpres AS pada 2024 silam.
Lukisan itu kini terpajang mencolok di foyer Lantai Negara Gedung Putih, memperlihatkan Trump dengan lengan terangkat dan tinju terkepal, darah membasahi tubuhnya, beberapa detik setelah ia tertembak dalam kampanye pada Juli 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video singkat pengumuman pergantian lukisan itu diunggah Gedung Putih melalui akun X (sebelumnya Twitter) dengan keterangan singkat.
"Beberapa karya seni baru di Gedung Putih."
Meskipun lukisan Obama tidak dihapus seluruhnya, posisinya kini dipindahkan ke sisi lain foyer. Namun, banyak pihak menilai langkah ini tidak biasa.
Secara tradisi, potret resmi seorang presiden baru akan dipajang setelah ia mengakhiri masa jabatannya. Bahkan beberapa media menyebut keputusan ini sebagai langkah yang "tidak lazim" dan memicu perdebatan.
Direktur Komunikasi Gedung Putih Steven Cheung menanggapi kritik dengan pedas di akun X miliknya.
"Potret Obama hanya dipindahkan beberapa langkah saja," sembari membalas salah satu pengkritik dengan komentar tajam "Tenang saja, moron." Mengutip DW.
Sejak lama, Trump memang dikenal punya hubungan yang tidak harmonis dengan Barack Obama. Ia memulai karier politiknya dengan menyebarkan teori konspirasi "birther" yang menyatakan, tanpa dasar, bahwa Obama tidak lahir di Amerika Serikat.
Trump juga pernah menuduh Obama menyadap teleponnya saat pemilu 2016. Namun, klaim yang tak pernah terbukti dan telah dibantah oleh FBI.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Trump ikut campur dalam urusan seni potret. Beberapa minggu lalu, ia mengeluhkan lukisan dirinya yang terpajang di Gedung Capitol Colorado, yang akhirnya diturunkan setelah ia menuding potret itu "sengaja mendistorsi" wajahnya.
(tis/kid)